Kurangnya Kepedulian Mengantarkan Orangutan Menuju Kepunahan
Orangutan merupakan satu-satunya spesies kera besar yang ada di asia. Ada dua jenis Orangutan, yakni Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan Orangutan Borneo (Pongo pygmaeus). Kelangsungan hidup Orangutan jelas bergantung pada hutan yang mereka tinggali. Tak heran, kegiatan ilegal seperti deforestasi dan perburuan liar menjadi penyebab utama berkurangnya populasi Orangutan.
Sumber Gambar : OFI |
Sumber Gambar : OFI |
Sumber Gambar : OFI |
Dikutip dari Website VOA tentang 'Orangutan Sumatera Dikhawatirkan Punah' (31-3-2012) bahwa ratusan orangutan di Indonesia mungkin bisa punah menjelang akhir tahun ini apabila pekebunan-perkebunan kelapa sawit terus menerus membuka lahan dengan cara membakar hutan rawa yang merupakan habitat mereka. Selain itu, kelompok Pelindung Orangutan Sumatera juga mengatakan hanya tinggal kurang dari 200 orangutan yang terdapat di Tripa saat ini. Pada 1990-an jumlahnya masih sekitar 3.000.
Jika kita tinjau kutipan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa kurangnya kepedulian berdampak sangat besar bagi kelangsungan hidup Orangutan. Perluasan lahan untuk pembangunan kebun kelapa sawit dan tambang batu bara memang sangat disayangkan. jelas saja, mengubah hutan menjadi lahan monokultural dan pertambangan batu bara menyebabkan Orangutan kehilangan tempat tinggal, akibatnya Orangutan akan berpindah ke tempat lain. Perindahan inilah yang dirasa sangat merugikan bagi Orangutan, karena jika Orangutan pindah ke perkampungan, maka Orangutan akan diburu oleh warga karena dianggap sebagai hama, tetapi jika Orangutan pindah ke dalam hutan, maka akan sangat besar kemungkinan terjadi perkelahian antara Orangutan satu dengan yang lain, ujung-ungnya adalah berkurangnya populasi Orangutan.
Saya teringat dengan acara televisi swasta yang menyelidiki tentang keberadaan Orangutan. dari hasil penyelidikan tersebut, banyak Orangutan yang mati karena perbuatan oknum dari perusahaan kelapa sawit. Orangutan-orangutan tersebut diburu dengan alasan bahwa keberadaan Orangutan mengganggu kebun mereka. Pertanyaan saya, sebenarnya yang mengganggu itu Oranguta atau Manusianya? sudah jelas sekali bahwa Manusialah yang datang dan merusak tempat tinggal Orangutan, tetapi kenapa oknum-oknum tersebut masih berani menyalahkan Orangutan yang sebenarnya adalah pemilik dari hutan tersebut?.
Sumber Gambar : BOS |
Sumber Gambar : OFI |
Sumber Gambar : SOS |
Penelitian terus berlanjut, kali ini tim investigasi dari televisi swasta tersebut mengkonfirmasi kasus pembantaian Orangutan kepada pihak yang berwajib, lalu bagaimana jawaban mereka?, jawabannya adalah, mereka tidak bisa melakukan tindakan tanpa adanya bukti yang jelas. Wow apakah kematian ratusan Orangutan belum cukup untuk dijadikan bukti? dan kalau memang belum cukup, apakah wajar jika pihak yang berwajib terus saja menunggu bukti tanpa melakukan tindakan apapun? padaha menunggu bukti adalah tindakan yang salah, tindakan yang benar bukanlah Menunggu bukti, tetapi Mencari bukti.
Masih Ada Orang yang Peduli
Sumber Gambar |
Saya sangat bersyukur, ternyata masih banyak orang yang peduli dengan Orangutan. banyak sekali organisasi yang didirikan untuk mengurus masalah Orangutan, bahkan tidak sedikit diantara organisasi tersebut yang berasalah dari luar Indonesia. Organisasi-organisasi terserbut seperti Borneo Orangutan Survival (BOS), Orangutan Foundation International (OFI), The Orangutan Conservancy (OC), Sumatran Orangutan Society (SOS) dan masih banyak lagi. Organisasi tersebut didirikan dengan tujuan untuk kegiatan penelitian dan konservasi Orangutan, serta menjaga dan melindungi keberadaan Orangutan.
Sudah saatnya bagi kita untuk terus melindungi keberadaan Orangutan di Asia. Jika orang luar saja mau mendirikan organisasi hanya untuk melindungi Orangutan, kenapa kita tidak? sebelum semuanya terlambat, ayo kita jaga Orangutan.
0 komentar:
Posting Komentar