6 Langkah Mudah Mengatasi Stres Saat Blogging
Pada awalnya, ngeblog adalah kegiatan yang menyenangkan, right? Kita bisa menulis apapun yang kita sukai, berteman dengan blogger-blogger hebat, makin ngeksis di jejaring sosial dan – dengan sedikit keberuntungan – mendapat penghasilan tambahan yang lumayan lewat blog.
Namun seiring berjalannya waktu, entah karena visi blogging yang bergeser, mood yang gampang sekali berubah, atau faktor-faktor eksternal yang lain, kegiatan blogging malah menimbulkan stres dan ngga enjoy lagi. Ini wajar, karena tekanan demi tekanan yang sering menghampiri blogger sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang baru. Sebaliknya, seharusnya kita bersyukur, karena bila kita bisa menyikapinya dengan benar, tekanan dan stres itu dapat menjadi sahabat dan balik memotivasi untuk ngeblog dengan lebih baik lagi.
Sedikit cerita, stres saat blogging juga pernah saya alami. Memang bukan perkara yang mudah untuk mengatasi kebuntuan dan tekanan yang semakin hari semakin tak menentu. Berhubung dunia internet pun berkembang sangat pesat, saya malah jadi bingung mesti mulai ngeblog dari mana. Apalagi perkembangan blog-blog lain yang kadang membuat saya minder, wah, perasaan stres itu lama kelamaan berubah menjadi sebuah jargon: ngeblog segan, pensiun dini tak mau. Betul-betul mati kutu!
Beruntung saya masih sadar dengan visi saat awal-awal blogging. Dan dengan niat kuat, perlahan momentum ngeblog pun kembali muncul. Berusaha untuk update artikel tiap hari pun bukan hal yang mustahil karena saya sudah memiliki 6 langkah mudah untuk mengatasinya. Mau tahu?
1. Blogging bukan berlari maraton, tapi jogging!
Masih ingat dengan artikel yang berjudul Blog Warning: Cepat Panas, Cepat Pula Dingin? Ya, intinya ngeblog itu harus ada pandangan ke depan. Kita ngga akan tahu bagaimana nasib blog beberapa tahun ke depan, tapi kita tahu dengan pasti apa yang harus dilakukan di hari ini. Dengan kata lain: visi ke depan jelas, aksi di hari ini juga jelas.
Nah, apakah dengan begitu statemen yang mengatakan bahwa blogging adalah seperti lari maraton itu benar? Boleh-boleh saja. Tapi saya lebih suka untuk menganalogikan blogging dengan jogging. Kenapa? Karena dengan membayangkan lari maraton saja saya sudah capek.
Thus, selain jaraknya yang udubilah jauhnya, lari maraton juga membuat kita serasa berkompetisi dengan kontestan-kontestan yang lain. Padahal blogging itu bukan kompetisi. Blogging itu adalah wahana paling bagus bagi pengembangan potensi diri.
Jadi analogi yang tepat untuk aktivitas blogging adalah jogging. Jogging tak memerlukan tenaga yang besar. Hanya dengan berlari-lari kecil dan pengaturan nafas yang teratur, namun nanti akhirnya akan sampai ke tujuan juga dan sama-sama membuat badan lebih sehat, bukan?
Coba saja mengawali hari dengan menyiapkan selembar kertas dan membuat diagram. apa yang Anda gambarkan bisa menjadi bahan tuk postingan sekaligus pandangan tentang topik apa yang cocok untuk dipublikasi di blog. Keuntungan lainnya, Anda bisa mengatur ritme publikasi, baik dari segi kategori/topik bahasan maupun waktu untuk menulis draft/outline tulisan.
2. Jangan pernah tuk menjadi orang lain
Mengagumi blog dan style blogger lain memang bagus karena itu dapat memacu dan memotivasi agar kita dapat menyamai atau bahkan lebih baik lagi. Tapi tak harus meniru secara buta. Ambil intisarinya saja. Misal, dari blogger A, kita suka dengan theme blog-nya, dari blogger B, kepincut dengan gaya penyajian tulisannya, dari blogger C, terinspirasi dengan cara-cara monetasinya, dan seterusnya.
Sering juga kita mendengar bahwa topik blog seharusnya adalah topik yang sangat kita sukai. Tapi kadang kita juga secara tak sadar ‘latah’ dan ikut-ikutan ingin menulis topik yang sedang in dan kita fikir bakal laris manis. Contohnya, saat kita melihat blogger sebelah menulis tentang tips hack theme WordPress dan ternyata banyak peminatnya, kita lalu menulis topik yang sama dan berusaha menyajikan tips-tips yang lebih oke. Pada mulanya bisa saja lancar karena sumbernya berlimpah di Google, tapi apakah itu akan berlangsung lama? Non sense.
Maka, sebaiknya ngeblog-lah dengan topik-topik yang benar-benar kita ketahui. Lebih dalam lebih baik. meski belum memahami benar seluk beluk topik tersebut, pengetahuan yang masih kurang itu akan bertambah seiring proses blogging.
Sekali lagi, not just be yourself, but be a REAL YOU! Sesudah itu tengok kembali diagram yang telah dibuat tadi, ciptakan jadwal yang realistis dan mulailah beraksi.
3. Pertimbangkan kembali arti dari tulisan yang ‘sempurna’
Dalam prosesnya, menulis bisa jadi persoalan yang paling pelit bagi seorang blogger. Bukan semata rumitnya definisi dari postingan blog yang dinilai bagus, tapi juga karena menulis adalah sebuah aktivitas yang vital. Mengapa? Karena untuk menjadi seorang blogger, kita diharuskan untuk suka sekali menulis. Tidak hanya suka sekali, tapi kita harus sangat amat suka sekali menulis.
Alasan lainnya, menulis adalah ‘nyawa’ dari blogging dan pada aktivitas inilah produk-produk dari apa yang ada dalam fikiran kita dapat tertuang. Tapi kabar baiknya lho, karena dalam blogging bukan berarti kita harus bisa menulis sebagus jurnalis, kolumnis atau penulis kawakan yang formal dan sangat terpaku pada EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Disinilah uniknya blogging. Seperti di status twitter tadi: Your blog is actually a REAL YOU. Tulislah dengan kemampuan menulis yang ada sekarang. Camkan dalam fikiran anda bahwa tiap artikel yang terpublikasi adalah berupa rekaman progress menuju gaya menulis yang nyaman dan klop dengan gaya kita sendiri.
Solusi yang paling saya suka adalah dengan memaksimalkan majas-majas. Masih ingat, kan? Ya, majas alegori, metafora, personifikasi, hiperbola, dan masih banyak lagi. Percaya atau tidak, itu sangat manjur untuk memicu kreativitas otak kanan dan ampuh untuk mengembangkan tulisan hingga bertingkat-tingkat. Keuntungan lainnya, penggunaan majas akan membuat tulisan kita lebih hidup. Meski mungkin topik bahasannyanya berat tapi bila disajikan dengan banyak perumpamaan akan membuat tulisan itu menarik dan bisa lebih dipahami oleh pembaca.
4. Jangan terpaku pada angka, fokuslah pada manusia
Jika kita merasa tertekan dan stres dengan skor Alexa yang tak kunjung ramping, pagerank yang tak jua naik kelas, atau kotak komentar yang lebih mirip kuburan daripada pasar, maka ini perlu diwaspadai. Perlu diingat, statistik hanyalah angka dan bukan merupakan presentasi dari bagus tidaknya perkembangan blog.
Solusinya, fokuslah pada esensi dari blogging, yaitu percakapan atau conversation. Blog diciptakan bukan sebagai media yang statis. Blog adalah media dua arah. Blog bukan sekedar penyampai pesan, tapi juga penerima pesan yang baik. Jadi seyogyanya kita memanfaatkan hal tersebut.
Buatlah ‘hubungan’ yang riil dengan seseorang di luar sana dan jadikan blog sebagai medianya. Kirim email salam perkenalan, undang untuk menjadi guest blogger, blogwalking dan buatlah komentar yang baik, buat wawancara, buat tulisan untuk blog lain dan lain sebagainya, itulah esensi dari blogging. Kita takkan bisa mengembangkan blog dengan cara mengurung diri, memainkan senjata rahasia sendiri, dan dengan hanya menatapi angka-angka di statistik tanpa berkedip. Blogging is also socializing. Bersosialisasilah, dan menulislah hanya untuk konsumsi manusia, bukan mesin pencetak angka. Setuju?
5. Seimbangkan hidup
Hidup yang singkat ini bukan hanya dihabiskan untuk blogging, dan jangan jadikan blog satu-satunya ‘warna’ dalam hidup kita. Apalagi jika menjadikan blogging sebagai barometer kesuksesan dan kebahagiaan hidup, wah, kalau ini sih sudah tingkat akut.
Masih banyak hal lain kok yang bisa kita lakukan selain blogging. Jalan-jalan, sibuk dengan hobby, hang out, mempelajari hal-hal yang baru dan lain-lain. Sesekali cabut modem dan offline untuk menyeimbangkan hidup. Perhatikan keadaan sekitar, keluarga dan lingkungan tempat dimana kita tinggal. Apa yang sedang terjadi? Apa yang bisa kita lakukan? Jangan sampai karena terlalu terlena dengan dunia maya, kita malah jadi manusia terbelakang di lingkungan sendiri.
So, keep our offline life better than online. Setelah segar, baru deh kembali membuka dashboard blog dan tulis sesuatu yang lebih fresh.
6. Saat dilanda stres, tulislah!
Ini terapi yang paling bagus. Sudah banyak penelitian dan pakar yang menyatakan bahwa menulis dapat mengurangi tingkat stres dan sangat baik untuk kesehatan jiwa. Salah satu metode yang bagus dan selalu saya rekomendasikan adalah dengan menulis gaya freewriting.
Bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda juga pernah mengalami stres saat blogging?
Lalu apa saja hal-hal yang Anda lakukan untuk mengatasinya? Share, please
0 komentar:
Posting Komentar